#Day1Ramadhan

Setiap hamba Allah pasti akan diuji dengan berbagai cara, melapangkan sabar, mendahulukan sholat adalah salah satu ikhtiyar untuk meminta pertolongan nya.

Alhamdulillah berkah Ramadhan selalu tercurah bagi hambanya yang selalu bersyukur.

Sabar melatih kita untuk konsisten bertolabul ilmi, meski sejak awal belum klik sama bahasan, tp Alhamdulillah separuh materi berjalan bisa masuk juga dengan materinya. Dan mengikuti sampai selesai dalam kondisi terkantuk-kantuk dan lapar

Sabar melatih rasa kangen dengan teman-teman yang sekian lama ingin bertemu dan akhirnya bisa bertemu di suatu event kampus dan bisa sharing.

Sabar melatih untuk tetap konsisten dengan target ibadah meski berada ditempat umum dan dalam sebuah acara tapi masih bisa sholat berjamaah.

Sabar pula akhirnya ibu nda jadi marah karena anaknya terlambat satu jam dari janji dan saat pulang kerumah bisa senyum.

Sabar pula melatih orang tua yang anaknya 5 tahun belajar puasa ketika mengeluh lapar harus konsisten tidak memberikan makanan. Malahan si adek bercerita kalau puasanya bagus dan mau puasa full.

Sabar pula berkah pak tani dan beberapa orang yang menunggu hujan agar kembali segar tanamannya akhirnya dihari pertama Ramadhan bisa hujan pula

Alhamdulillah berkah Ramadhan

Renungan

Setiap hari jatah umur semakin berkurang, yang artinya jatah dunia juga semakin berkurang hal itu pula seharusnya kami bersegera semakin menuju kepadaMu, semakin Arif, bijaksana.

Tapi apa yang terjadi kami semakin rakus terhadap kenikmatan dunia yang seolah menjadi segalanya kami lupa bahwa bersegera kepadaMu harus kami dahulukan menjemput sesuatu yang pasti kami lupa, ya yang pasti akan segera adalah kematian.

Ada apa dengan dunia yang seolah menjadi prioritas kami toh semuanya tidak akan kami bawa setelahnya nanti. Banyak yang lebih memilih abakedabra dari pada harus berproses padahal nasi yang menjadi sumber penghidupan kami yang makanlah harus kita tunggu hingga kurang lebih tiga bulan. Kita bersyukur sudah banyak toko yang menyediakan beras bahkan sekarang tak sedikit warung hingga restoran yang menyediakan fungsi biologis kami dengan cepat.

Padahal yang cepat pula belum tentu baik, kurang bersyukur apa jika semua yang kita butuhkan telah tersedia tanpa bersusah payah. Semakin mudah kebutuhan kita terpenuhi bukan semakin bertambah pula semangat untuk mendekatkan tapi semakin bersemangat untuk memenuhi kebutuhan yang lain.

Kita bisa cepat makan tanpa harus memasak tapi bisakah kita secara konsisten sholat tepat waktu.
Kita bisa cepat membaca dan mengerjakan perkara akademik tapi sudahkah kita memprioritaskan untuk membaca Alquran.
Kita bisa dengan semangat bekerja keras untuk mengejar target finance tapi sudahkah kita bersedekah atas penghasilan kita.
Kita bisa dengan cepat melobi atasan untuk mempermudah perkara pekerjaan tapi sudahkah kita menyapa orang tua yang telah mendoakan kita.

Ya Allah Kilauan dunia membuat kami lupa bahwa kami telah sering melihat orang yang secara mendadak harus engkau panggil. Upaya kami untuk terus mengejar bahwa kami memiliki target yang harus kita capai melupakan bahwa yang paling dekat adalah menghadapmu.
Kita terlalu bangga bahwa selama ini kami memiliki badan sehat, wajah yang tampan adalah usaha kami yang semestinya itu adalah pemberianMu. Ya Allah kami salah, ya Allah kami mohon ampun, Ya Allah engkau yang selalu memberi ampunan bagi kami yang masih lalai dan hindarkan dari kebodohan agar kami semakin bersyukur atas segala nikmatMu

Menjalani

Hidup memang layaknya sebuah persiapan
Persiapan berumah tangga
Persiapan lulus sekolah
Persiapan wisuda
Persiapan menuju keabadian

Dari mana asalnya persiapan kalau tak berujung pada suatu hasil yang akan kita inginkan

Teringat akan nasihat ibu jika
Waktu ditunggu maka terasa lama apalagi kalau dirindu akan berat dijalani

Tapi waktu bila dipakai untuk persiapan maka akan terasa singkat

Jadi jangan permainkan waktu pakailah semaksimal mungkin
Selagi masih ada
Selagi masih sendiri
Selagi masih bernafas
Selagi masih bisa bersyukur

Jalani semaksimal mungkin sebelum semuanya terlambat

Sore

"kok aku nda suka minum susu bahkan Ndak doyan sama sekali ?

"Dulu kamu lahir pas jaman krismon dijaman apa-apa mahal bapak dan mama masih dalam sulit, mama pas hamil cuman berdoa semoga asi mama lancar bisa mencukupi nutrisimu sehingga nggak perlu banyak keluar uang untuk beli susu tambahan, dan Alhamdulillah doa mama terkabul. Pas awal baru beberapa bulan kamu lahir mama nitip Bulik buat mbeliin kamu susu eh ternyata kamu nggak doyan udah dicoba tapi kamu nggak mau bahkan dilepeh ( Dimuntahkan ) sejak saat itu asi mama keluar dengan lancar dan Alhamdulillah nutrisimu terpenuhi sampai usia 2 tahun.

"Tapi kok bisa sampai sekarang aku nggak doyan susu ?"

"Mama dari dulu juga Ndak doyan susu jadi enggak begitu memperkenalkan ke kamu."

"Padahal itu kan baik ma ?"

"Banyaklah bersyukur tanpa harus banyak tanya coba kalau kalau kamu sekarang doyan susu mama yakin kamu lebih sering banyak jajan yang sebenernya itu tidak terlalu kita perlukan, ngafe misalnya, ke kedai susu nongkrong-nongkron seperti anak muda jamannya sekarang"

" Gitu ya ma Alhamdulillah "

Ber(uang)

Mau disebut apa nyatanya sampai sekarang masih banyak yang mendewakan tentang Lembaran kertas berwarna hijau, biru, merah dengan ukuran sekitar150 mm x 65 mm.

Walaupun banyak nasihat bahwa uang tak ada apanya dalam suatu kondisi tertentu tapi nyatanya sampai sekarang tak ada uang juga tak bisa berbuat banyak.

Mau dalam kondisi bagaimana yang pasti banyaklah yang nyari. Dibela-belakan sampai tak bertulang, tak bertidur, tak tersenyum bahkan rela peluh luka keringat.

Biarpun lusuh, bahkan robekpun masih banyak yang mencarikan selotip, seteples bahkan lem pun masih dicari.

* Nasihat lama kembali terulang
Jadilah seperti uang nak yang banyak dicari, berharga, sumber kebahagiaan, bernilai.

Belajar

Dalam suatu pagi..
Aku ditegur oleh kawan senior
Kala itu aku sedang membaca Tumblr sahabat penulis dari Jogja
Beberapa postingan beliau menurutku menarik bukunya pun juga, memang banyak yang mengidolakan

Kemudian dia yang diam-diam memperhatikanku menegur
" Baca apa zah " sapanya
" Tumblrnya Kurniawan ***** " jawabku
" Dia penulis " kuperlihat karya-karya
" Buku ini dan itu "
Kemudian dia bertanya kembali
" Tentang apa ? "
Kujelaskan 2 diantara 4 karyanya "Intinya tentang pemaknaan hidup gitu "
" Kenapa kamu baca itu hidupmu gak bermakna ?"
" Engga juga "
" Terus kenapa? "
" Ya aku suka "
Obrolan semakin menarik karena dia bercerita pengalaman ketika membaca buku kemudian ditegur oleh kawannya karena menurutnya lebih baik bacaan yang kita baca saat ini adalah tentang kisah-kisah nabi karena beliau adalah panutan kita

Kemudian pula ku jelaskan alasan ku suka baca. Karena dengan membaca saya merasa engga sendiri dan diam saya bukan berarti melamun. Yang pasti setiap orang punya cara masing-masing untuk memanagement dirinya.

*************************

Intinya don't jugde to someone
Jangan banyak berkomentar tentang hidup seseorang karena kita tak pernah tau bagaimana pengalaman hidupnya kita bisa belajar dengan siapa saja dan dengan cara apa saja, saling menghargai itu yang paling penting.

Setiap manusia punya jalan masing-masing, punya kisah yang tak sama.
Rejeki masing-masing, nasib masing-masing. Bersyukur jika kita selama ini semuanya masih terpenuhi kebutuhan kita tanpa harus bekerja keras, lihat sebentar coba jalan keluar pasti kau temui seperti yang makan saja mesti bekerja keras kesana kemari bahkan harus meminta.

Tidak semua yang tidak seperti kita itu jelek dan tidak semua yang baik dari kita itu baik untuk orang lain.

Betapa tidak bersyukurnya jika kita masih mengatakan bahwa hidup kita tak bermakna ataukah kita yang kurang piknik, butuh bahagia atau apalah.

Coba diam sejenak nikmati hembusan setiap nafas yang kita hirup

" Maka nikmat Tuhanmu mana yang kau dustakan"

Terimakasih mbak jadi semakin bersyukur karena diingitkan seberapa bermanaknakah hidup ini.

*Tulisan ini sebagai pengingat bahwa diri ini masih jauh dari baik, yang ingin masih belajar banyak.

Selamat ber-Ego


Entah sejak kapan yang ku tahu umur 20 tahun adalah masa dimana sudah tidak lagi dianggap remaja yang mana segala keputusan sudahlah harus diputuskan secara mandiri. Kalau dalam ilmu psikologi sudah termasuk dalam tahap dewasa awal.

Termasuk halnya sebuah pernikahan, bukan hal yang tabu bahkan memang sudah dianjurkan sehingga tak heran banyak teman-teman di usiaku yang mulai resah dan kerap kali sudah membicarakan mengenai jodoh. Ya memang saya rasa pernikahan adalah suatu hal yang bisa mengantarkan kita kepada kebaikan. Bahkan tak kan pernah hentinya akan diomongkan oleh orang muda, tua, bahkan anak-anak sekalipun.

Lantas bagaimana dengan kita ?

Mungkin keresahan ini tak aku rasakan sendiri. Kita masih bertanya-tanya siapa yang menjadi jodoh kita ataupun kapan akan datang hari dimana yang akan kita tunggu itu datang

Bagi saya pernikahan bukanlah cuman menunggu saja. Tapi ikhtiar dibalik itu semua.

Lalu apa yang bisa kita lakukan ?

Selain mencari ilmu yang memang itu wajib hukumnya baik ilmu secara dunia, agama,  ataupun segala tentang parenting saya rasa itu penting.

Tapi yang paling penting adalah persiapan mental dan psikologis kita. Karena pernikahan bukan hanya perkara kamu dan pasangan tapi lebih dari itu yang paling penting pula adalah bagaimana hubungan dengan orang-orang yang ada disekitar baik keluarga ataupun teman terdekat.

Baiklah maka yang saya rasa penting saat ini adalah mari kita habiskan ego kita, capai apa yang masih kita cari entah prestasi, keinginan bekerja Ataupun keinginan untuk pergi-pergi. Agar kelak ketika bersanding tinggal kita saling berkompromi. Tak lagi mementingkan ego. Jikalau masih ada cukuplah tinggal sedikit saja

Maka 2017 ini. Mari kita bersihkan ego jika kelak telah bersamamu tinggalah berkompromi.