Belajar

Dalam suatu pagi..
Aku ditegur oleh kawan senior
Kala itu aku sedang membaca Tumblr sahabat penulis dari Jogja
Beberapa postingan beliau menurutku menarik bukunya pun juga, memang banyak yang mengidolakan

Kemudian dia yang diam-diam memperhatikanku menegur
" Baca apa zah " sapanya
" Tumblrnya Kurniawan ***** " jawabku
" Dia penulis " kuperlihat karya-karya
" Buku ini dan itu "
Kemudian dia bertanya kembali
" Tentang apa ? "
Kujelaskan 2 diantara 4 karyanya "Intinya tentang pemaknaan hidup gitu "
" Kenapa kamu baca itu hidupmu gak bermakna ?"
" Engga juga "
" Terus kenapa? "
" Ya aku suka "
Obrolan semakin menarik karena dia bercerita pengalaman ketika membaca buku kemudian ditegur oleh kawannya karena menurutnya lebih baik bacaan yang kita baca saat ini adalah tentang kisah-kisah nabi karena beliau adalah panutan kita

Kemudian pula ku jelaskan alasan ku suka baca. Karena dengan membaca saya merasa engga sendiri dan diam saya bukan berarti melamun. Yang pasti setiap orang punya cara masing-masing untuk memanagement dirinya.

*************************

Intinya don't jugde to someone
Jangan banyak berkomentar tentang hidup seseorang karena kita tak pernah tau bagaimana pengalaman hidupnya kita bisa belajar dengan siapa saja dan dengan cara apa saja, saling menghargai itu yang paling penting.

Setiap manusia punya jalan masing-masing, punya kisah yang tak sama.
Rejeki masing-masing, nasib masing-masing. Bersyukur jika kita selama ini semuanya masih terpenuhi kebutuhan kita tanpa harus bekerja keras, lihat sebentar coba jalan keluar pasti kau temui seperti yang makan saja mesti bekerja keras kesana kemari bahkan harus meminta.

Tidak semua yang tidak seperti kita itu jelek dan tidak semua yang baik dari kita itu baik untuk orang lain.

Betapa tidak bersyukurnya jika kita masih mengatakan bahwa hidup kita tak bermakna ataukah kita yang kurang piknik, butuh bahagia atau apalah.

Coba diam sejenak nikmati hembusan setiap nafas yang kita hirup

" Maka nikmat Tuhanmu mana yang kau dustakan"

Terimakasih mbak jadi semakin bersyukur karena diingitkan seberapa bermanaknakah hidup ini.

*Tulisan ini sebagai pengingat bahwa diri ini masih jauh dari baik, yang ingin masih belajar banyak.

Selamat ber-Ego


Entah sejak kapan yang ku tahu umur 20 tahun adalah masa dimana sudah tidak lagi dianggap remaja yang mana segala keputusan sudahlah harus diputuskan secara mandiri. Kalau dalam ilmu psikologi sudah termasuk dalam tahap dewasa awal.

Termasuk halnya sebuah pernikahan, bukan hal yang tabu bahkan memang sudah dianjurkan sehingga tak heran banyak teman-teman di usiaku yang mulai resah dan kerap kali sudah membicarakan mengenai jodoh. Ya memang saya rasa pernikahan adalah suatu hal yang bisa mengantarkan kita kepada kebaikan. Bahkan tak kan pernah hentinya akan diomongkan oleh orang muda, tua, bahkan anak-anak sekalipun.

Lantas bagaimana dengan kita ?

Mungkin keresahan ini tak aku rasakan sendiri. Kita masih bertanya-tanya siapa yang menjadi jodoh kita ataupun kapan akan datang hari dimana yang akan kita tunggu itu datang

Bagi saya pernikahan bukanlah cuman menunggu saja. Tapi ikhtiar dibalik itu semua.

Lalu apa yang bisa kita lakukan ?

Selain mencari ilmu yang memang itu wajib hukumnya baik ilmu secara dunia, agama,  ataupun segala tentang parenting saya rasa itu penting.

Tapi yang paling penting adalah persiapan mental dan psikologis kita. Karena pernikahan bukan hanya perkara kamu dan pasangan tapi lebih dari itu yang paling penting pula adalah bagaimana hubungan dengan orang-orang yang ada disekitar baik keluarga ataupun teman terdekat.

Baiklah maka yang saya rasa penting saat ini adalah mari kita habiskan ego kita, capai apa yang masih kita cari entah prestasi, keinginan bekerja Ataupun keinginan untuk pergi-pergi. Agar kelak ketika bersanding tinggal kita saling berkompromi. Tak lagi mementingkan ego. Jikalau masih ada cukuplah tinggal sedikit saja

Maka 2017 ini. Mari kita bersihkan ego jika kelak telah bersamamu tinggalah berkompromi.