Kau 1, kamu 2, aku sih pilih 3

Masih mengenang tragedi 9 juli 2014
Dimana untuk yang pertama kalinya aku mengikuti pesta demokrasi rakyat Indonesia
Ini bukan lagi hanya melibatkan tokoh2 elit
Tapi mulai dari yang muda, bapak-bapak, ibu-ibu dari segala lini tak terkecuali orang dipasar sudah membahas traed record tentang pemilu kali ini
Bukan lagi membahas siapa yang jadi presiden no 1, atau pun no 2 yang akan saya bahas
Bahkan ketika ditanyapun aku lebih mementingkan senyum sembari menjawab " biarkan Aku dan Tuhanku yang tau :)"
Tapi sungguh kesan yang bagi saya tak enak untuk diceritakan tapi sayang untuk dilupakan
Tepat sehari pasca tragedi itu ibu yang tak biasanya berkata " Diam jangan banyak komentar tentang pemilu" dikala aku mulai keluar rumah memulai aktivitasku
Aku tau banyak dikeluargaku yg memilih salah satu calon dengan berbagai analisis yang menurutnya akan merubah kebaikan
Ya memang pagi itu saya langsung meluncur ke salah satu pasar tradisional sembari melaksanakan kewajiban menafkahi keluarga
Saya mengamati aktivitas orang pasar yang masih membahas tranding topik no 1 atau 2
Mereka sama-sama bersikeras dan saling ngotot
Tak salah jikalau solo sudah diklaim rawan rusuh
Taapii aku yang masih pemula hanya kekecewaan yang ada
Dunia maya yang kerap aku jelajahi saling menjelek2n calon presiden
Media televisi yang membuat rakyat hampir kisruhpun jauh dari kata netral
Apalagi berita koran yang tak jauh beda mengkompor2i
Bagi saya no 1 atau 2 yang pasti no 3 PERSATUAN INDONESIA

0 komentar:



Posting Komentar